Jumat, 13 November 2009

Men from Mars, Women from Venus

Psikologi Pria dan Wanita

Well, Udah lama gue bertapa dan gak ngeblog, akhirnya gue mendapat wangsit… hehehehe… gak diiink… gue dapet ilmu yang cukup unik dari buku… Ilmu ini yang mungkin kelihatan sepele, tapi banyak orang yang bingung dan penasaran untuk mengetahuinya. Pada kesempatan ini gue pengen sharing ajah dan hal ini tidak membuat gue menjadi sebagai seorang expert… hanya sebagai orang yang mencoba untuk belajar…

Seperti kita ketahui, men-women relationship itu kadang simpel, kadang bisa kompleks banget… Banyak pria ato wanita yang kadang sebel ato bete gara-gara merasa pasangannya tidak mau ngerti… atau kadang ngerasa bete gara-gara gak ngerti apa keinginan pasangannya…

Anda pasti pernah mendengar anekdot seperti ini : “Jika seorang pria mendengarkan, akan masuk telinga kiri, dan keluar telinga kanan… Jika wanita mendengarkan, akan masuk telinga kiri dan kanan, kemudian keluar lewat mulut…” Well, pada prinsipnya pria dan wanita adalah berbeda.

Untuk belajar tentang pasangan kita (cowok ataupun cewek), mungkin kita bisa berangkat dari perbedaan dasar dari pria dan wanita… sebuah buku menjelaskan bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan mendasar secara anatomi yang merembet ke dalam prilaku dan sifat mereka.

Perbedaan pria dan wanita dari anatomi otak
Tahukah anda bahwa sambungan syaraf yang menghubungkan otak kanan dan otak kiri pada wanita jauh lebih banyak dari pria??
Apa dampaknya?? Well, hal ini menyebabkan wanita agak susah memisahkan antara imajinasi, perasaan dengan logika. Sebagai contoh, seorang pria akan lebih mudah memilah-milah apa yang perlu dipikirkan dan apa yang tidak perlu dipikirkan. Seorang pria dapat mengatakan pada dirinya sendiri bahwa saya sudah cukup memikirkan hal ini, sudah waktunya saya memikirkan hal selanjutnya. Seorang pria, saat ingin tidur, dia akan mudah tertidur seperti lampu yang dimatikan. Apakah anda menemui hal seperti ini pada wanita?? Jawabannya sangat jaraaang sekali. Wanita memiliki kecenderungan sebaliknya, cenderung ingin memikirkan segalanya pada waktu yang relatif bersamaan. Wanita bahkan sulit untuk tidur cepat karena tidak bisa meletakkan pikiran mereka secara cepat. Wanita cenderung ingin memikirkan segalanya dan membuat masalah sederhana menjadi sangat kompleks dan bahkan bisa menjadi beban tersendiri. Terkadang wanita tidak menyadari bahwa kompleksitas itu hanya ada di dalam kepalanya dan hal ini adalah akibat dekatnya hubungan otak kanan dan otak kiri sehingga realita logika dan imajinasi, persepsi, asumsi susah dibedakan oleh wanita.
Dampak lain dari keadaan ini adalah bahwa wanita memiliki kesulitan untuk menentukan posisi dia berada dan arah yang akan dituju. Wanita agak kesulitan dalam mengingat jalan dan membaca peta.

Sebagai Ilustrasi :
Jika seorang pria menyetir mobil dengan pasangannya di sampingnya. Saat pria menanyakan jalan di persimpangan, si wanita menjawab “belok kanan!!” dengan mengangkat tangan kanannya dan menunjuk arah kiri. Sang pria yang fokus dengan jalan, sudah tentu akan mengikuti suara yang didengarnya. Hal ini sering berakibat pertengkaran.

Tahukah anda bahwa kemampuan bicara wanita terdapat di otak kanan dan otak kiri, sedang pria hanya ada di otak kiri??
Hahahaha…! Bagi para pria, pasti tau kenapa banyak wanita terkesan cerewet dan bawel yah… Well, memang itulah kenyataannya… Dampak dari keadaan ini, pria membutuhkan untuk berkata-kata hanya 7.000 kata per hari… Sedangkan wanita, harus melampiaskan 20.000 kata per hari… that’s amazing…! Sekarang para pria pasti udah tau kenapa wanita cenderung sering ngerumpi dan ngegossip… tujuannya untuk memenuhi kuota kebutuhannya… hehehe… Seorang wanita yang memiliki banyak kegiatan sosialisasi (arisan, aerobik, de el el) akan lebih sedikit bercerita dengan pasangannya, dibandingkan dengan wanita yang tidak banyak memiliki kegiatan untuk menyalurkan kebutuhannya dalam memenuhi kuota tersebut.

Kebutuhan pria dan wanita
Pria dan wanita dalam menjalin hubungan, masing-masing memiliki kebutuhan dan tuntutan yang berbeda kepada pasangannya. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan berbagi. Wanita (yang dikatakan berasal dari Venus) memiliki kebutuhan berbagi yang cukup tinggi. Wanita cenderung menceritakan segalanya (ingat tuntutan kuota 20.000 kata/hari??), sedangkan pria (yang dikatakan dari Mars) cenderung menceritakan apa yang memang perlu diceritakan.

Kondisi ini membutuhkan respon yang berbeda antar pria dan wanita. Wanita jika bercerita, cenderung menceritakan segalanya, tujuannya adalah hanya ingin didengarkan.
Sedangkan pria hanya menceritakan apa yang perlu diceritakan, tapi saat pria sudah bercerita, dia akan mengharapkan masukan/feedback. Saat pria tidak mau bercerita, jangan dipaksa untuk bercerita, itu artinya “percayalah, aku ingin mencoba menyelesaikan sendiri masalah ini”.

Sebagai ilustrasi :
Jika anda adalah seorang pria, pasangan anda menceritakan menceritakan bagaimana dia sedang bete gara-gara di rumah ada protes gara-gara masakannya terlalu asin. Jika demikian, janganlah anda sampat mengeluarkan pernyataan “resepnya bener gak??” ato “emang masukin garamnya seberapa banyak??”. Hal ini akan membuat pasangan anda semakin marah sebab merasa diremehkan. Pasangan anda bercerita hanya ingin didengarkan saja, tidak mengharap feedback atau kritik.
Berbeda dengan pria, saat pria bercerita, maka dia akan mengharapkan masukan. Saat pria bercerita dan tidak memperoleh masukan, atau bahkan hanya mendapat omelan, dijamin pria tersebut tidak akan pernah bercerita lagi.

Hal yang memotivasi pria dan wanita
Untuk menjalin hubungan, kita selalu membutuhkan motivasi. Motivasi ini yang akan menjadi semangat seseorang untuk semakin mencintai pasangannya. Tapi hal yang bisa menjadi motivasi bagi pria dan wanita adalah berbeda. Hal yang memotivasi pria untuk semakin mencintai pasangannya adalah “perasaan dibutuhkan”. Sedangkan hal yang memotivasi wanita untuk semakin mencintai pasangannya adalah “perasaan dicintai”. Jika anda ingin pasangan anda semakin mencintai anda, bangkitkanlah suasana atau perasaan yang bisa memotivasinya.
Wanita tidak ingin “perasaan dibutuhkan” sebagai motivasinya, sebab bisa merasa dianggap pembantu dan menjadi marah, so don’t even try this, guys…!

Sebagai Ilustrasi :
Tersebutlah sepasang muda-mudi pacaran bernama Tono dan Tini. Suatu saat, Tini sedang rapat dan pulang sangat malam. Tini menelepon Tono untuk dijemput. Tono bersedia menjemput dengan pertimbangan dia dibutuhkan karena waktunya sudah malam. Saat menjemput, Tono melihat Tini menunggu di luar gedung dengan teman-temannya dan sedang bercanda dengan asiknya. Saat tau Tono datang, Tini segera berpamitan dan pulang dengan Tono. Selama perjalanan, Tini merasa kelelahan dan hanya diam dengan menyandarkan kepala ke bahu Tono. Tono BISA memiliki pikiran “Mengapa Tini sekarang diam, sedangkan tadi demikian gembira dengan teman-temannya??”, ”apakah Tini sedang marah ??” ,”Apakah saya hanya dibutuhkan sebagai ojek??”, pikiran-pikiran ini yang akan menurunkan motivasi Tono dalam mencintai Tini. Jika Tini memang kelelahan, seharusnya Tini tidak merubah sikap secara drastis tanpa mengkomunikasikannya dengan Tono. Tini harus menunjukkan bahwa dia masih membutuhkan Tono. Minimal Tini mengatakan terima kasih dan ma’af jika dia kelelahan dan hanya ingin diam dan bersandar.

Emosi pria dan wanita
Wah… untuk hal ini, kita semua pasti tau bahwa pria kebanyakan memiliki emosi yang cenderung stabil. Di sisi lain, wanita memiliki memiliki emosi yang seperti gelombang laut. Seperti kita ketahui, keadaan laut sangat dipengaruhi oleh kondisi bulan… hehehehe… tau kaaan…
Emosi yang naik-turun seperti gelombang laut ini mencapai puncak saat wanita sedang awal masa menstruasi. Keadaan ini yang membuat banyak pria pusink tujuh keliling.. Well, jika seorang pria mengalami keadaan ini, pilihannya hanya ada 2 : jika merasa kuat, dia bisa mencoba melayani semua keinginan sang wanita. Jika merasa tidak kuat, mungkin bisa meminta ijin untuk tidak bertemu sementara waktu.
Emosi pria yang cenderung stabil, juga bisa membuat wanita gondok. Wanita pada dasarnya selalu bercerita untuk didengarkan. Mendengarkan di sini adalah bahwa pria harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh meski tanpa memberikan komentar. Tapi emosi pria yang stabil,kadang membuat ekspresi pria juga stabil (lempeng jugak… . Hal ini akan memberikan kesan bahwa sang pria tidak mendengarkan apa yang diceritakan sang wanita…. Bisa ribut lagi deeeeeh…

Perasaan cinta pria dan wanita
Dari dulu, wanita terkenal dengan cintanya yang tulus dan kesetiaan bagai merpati. Memang benar… Hal ini karena wanita cenderung konstan dalam memiliki dan mengekspresikan cintanya. Wanita kebanyakan ingin bersama terus dengan pasangannya dalam setiap aktivitas. Hal ini berbeda dengan pria. Perasaan cinta pria memiliki karakteristik seperti karet gelang. Pria cenderung membutuhkan kebebasannya untuk menjauh sementara dari sang wanita untuk mendapatkan kembali cintanya… seperti karet gelang yang ditarik, dan dilepaskan. Saat sang pria ingin keluar dari dunia berdua, disimbolkan dengan karet gelang yang diregangkan. Dan saat sudah mendapatkan kebebasannya, dia akan kembali dengan cinta yang lebih segar dan rasa rindu yang baru, kembali ke pangkuan kekasih. Hal ini disimbolkan karet gelang yang sudah diregangkan kemudian dilepaskan dan meloncat kembali ke asalnya. Dalam hal ini, wanita harus pandai-pandai mengelola kebutuhan pria akan kebebasan dan jangan dikekang. Kebebasan bukan berarti kebebasan mutlak, tapi kebebasan yang bertanggung jawab.

Penutup
Itulah sekelumit informasi tentang pria dan wanita. Well, jujur ajah informasi diatas lebih pas digunakan untuk memelihara hubungan pria-wanita yang sudah terjalin. Informasi tersebut tidak cocok untuk kondisi pedekate… Informasi diatas juga mungkin kurang akurat, sebab karakter, sikap, dan sifat manusia (baik pria maupun wanita) sangat bergantung pada keluarga dan lingkungan dimana dia tumbuh. Pada prinsipnya, ada hal-hal yang memang tidak bisa diubah, tapi janganlah hal tersebut selalu dijadikan kambing hitam. Misal, emosi yang impulsif saat menstruasi wanita, janganlah dijadikan senjata untuk membenarkan diri. Kita tetap harus bisa mengendalikannya.

Demikian juga pria yang susah menyimak dan mendengarkan pasangan, janganlah menyalahkan takdir… Kita tetap bisa belajar untuk lebih bisa mendengarkan pasangan. Meski tidak bisa diubah, kita tetap harus bisa mengendalikannya. Musuh terbesar manusia adalah dirinya sendiri dan orang hebat adalah orang yang mampu mengalahkan dan mengendalikan diri sendiri.

Judul buku yang luar biasa itu adalah “Men are from Mars, Women are from Venus” (by John Gray) dan “Why Men don’t listen and Women don’t read Maps” (by Allan Pease).. Kenalilah pasangan anda, buka komunikasi, lakukan kompromi, dan saling belajar lah satu sama lain… Semoga hubungan anda harmonis dan langgeng…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar